Sabtu, 22 Januari 2011

Fight Club

Judul : Fight Club
Pengarang : Chuck Palahniuk
Penerbit : Jalasutra
ISBN : 979 - 3684 - 39 - 9
Bab : 30
Hal : 285

Sinopsis:

Lelaki muda biasa yang menemukan bahwa kemarahanya pada kehidupan dunia yang penuh kegagalan dan kebohongan tak bisa ditenangkan oleh budaya konsumer hampa. gairah bagi dia dan kawan sebayanya yang diadakan di ruang bawah tanah bar setelah tutup. Faifht Club adalah gagasan Tyler Durden yang menyangka telah menemukan cara untuk dia dan teman - temanya agar bisa melampaui hidup mereka yang sangat terkurung dan bodoh. tapi dalam dunia Tyler tak ada aturan, batasan dan kendali.
Setelah mengenal Tyler, kehidupan Pemuda Biasa itu berubah drastis. Mulai dari apartemenya yang terbakar tanpa sebab, pekerjaan kantornya yang terganggu akibat wajahnya yang selalu lebam - lebam karena permaian di Faight Club di setiap malam, sampai dengan kisah asamaranya dengan Marla Singer, wanita "sakit" yang ia temui di perkumpulan orang - orang berpenyakit kanker.
Setelah apartemenya terbakar, Pemuda Biasa itu menghuni rumah bekas yang hampir ambruk bersama Tyler Durden, dan tentunya dengan Marla sesekali. Di rumah baru itu, Tyler mulai mencoba Perusahaan Sabun Paper Street yang dijalankannya secara rahasia dan tentunya dengan bantuan para Monyet - Monyet Luar Angkasa, sebutan Marla untuk para lelaki botak yang bekerja di ruang bawah tanah ruamahnya dan bekerja setiap waktu seperti robot hanya dengan mendengarkan perintah Tyler. Walaupun begitu, Pemuda itu tetap bekerja di kantornya setiap harinya, dan pulang ke rumah itu untuk melihat para Monyet - Monyet Luar Angkasa bekerja dan Tyler dan Marla bercinta setiap hari di kamarnya.
Ketika Pemuda itu merasa akhir - akhir ini ia jarang melihat Tyler di rumah, sedikit - demi sedikit dia mulai merasa jika dia selama ini hanya berhalusinasi, dan Tyler Durden adalah kepribadian lain yang ia ciptakan untuk mengusir rasa jenuhnya terhadap dunia. ketika akhirnya Tyler muncul lagi dihadapanya, Tyler menjelaskan bagaimana dia memanfaatkan tubuh Pemuda itu ketika ia mulai tertidur, dan itulah alasanya kenapa Ia merasa selama tiga bulan berturut - turut Ia tidak pernah bisa tidur (insomnia).
Pemuda Biasa yang sebenarnya bernama 'Tyler Durden' itu, mencoba untuk melarikan diri dari cengkraman Tyler yang mau mengusai tubuhnya seutuhnya. Di atas lantai sebuah gedung yang hampir rubuh karena serbuk peledak yang diletakkan Tyler di sudut - sudut gedung, 'Tyler Durden' menembak batok kepalanya sendiri.

Kelebihan Buku :
Buku yang penuh imajinatif  ini menceritakan dan lancar segala hal - hal gila yang dilakukan oleh para tokohnya. Dan juga memasukan beberapa 'ilmu pengetahuan' yang berhubungan dengan ledakan, pembunuhan, cara pembuatan sabun secara 'sederhana' (dibuat dari lemak hewan dan juga manusia yang direbus dengan campuran soda api serbuk dan juga wewangian bunga), dan juga cara meramu obat antik, sehingga membuat buku ini lebih 'berisi', tidak hanya sekedar buku berisi tentang adegan boxing dan seks saja.

Kelemahan Buku :
 Terkadang sulit membedakan siapa yang sedang diceritakan dalam buku ini, karena kaliamat langsung yang diucapakan tokoh utama (Pemuda Biasa/Tyler Durden) hampir sama dengan kalimat pendukung lainya yang di tulis oleh Si Penulis. Dan jika pembaca tidak berhati - hati dalam membaca setiap kalimat dalam buku ini, maka jalan cerita yang didapat akan menjadi rancu, karena terkadang, tokoh "Aku" menceritakan cerita kehidupanya sendiri dan kata - kata hatinya secara bersamaan. Sehingga terkesan tidak ada bedanya.

Film :
Faight Club
Dibintangi oleh Brad Pitt (Tyler), Edward Norton (Pemuda Bisa/Aku), Helena Bonham (Marla Singer)

Selasa, 18 Januari 2011

Don’t Ever Tell


  1. Don’t Ever Tell (Kisah Nyata Seorang Gadis Magadalena, Sebuah Skandal Yang Mencoreng Gereja Katholik Roma dan Irlandia)
    Pengarang   : Kathy O’Beirne dan Michael Sheridan
    Penerbit : Esensi (erlangga groups)
    Bab & Halaman : 12 bab & 350 hal_
    Sinopsis :
    Seorang bocah berumur 8 tahun bernama Kathy yang masa kecilnya diwarnai dengan kekerasan, diserahkan oleh keluargnya, lebih tepatnya ayahnya, Oliver yang kejam, kepada lembaga yang dikelola gereja dan pemerintah Irlandia.
     Ia dikirim ke rumah Tuhan untuk dibina. Namun apa yang terjadi? Ia dipukul, dianiaya, dan diperlakukan secara tidak manusiawi oleh para biarawati dan juga pendeta. Di sekolah gereja itu, Kathy yang mendapat nama baru, Bhernadette, harus bangun sangat pagi lalu bersama beberapa teman – temanya yang jauh lebih tua, bekerja membersihkan seluruh ruangan di gereja. Setiap hari, Bernadette harus menyikat dan mengepel lantai batu marmer yang kasar dengan tanganya. Dan jika ia membuat kesalahan, biarawati kepala tidak akan segan – segan untuk mencambukan sabuk kulitnya yang tebal ke tangan Bernadette yang kecil. Di tempat yang seharusnya mengajarkan kasih dan oleh seorang yang suci, ia diperdaya, dilecehkan, dan dikhianati. Seorang pendeta di sekolah itu, sering sekali mencabuli Berbnadhette dan teman – temanya. 
    Ketika mencoba untuk bicara, ia malah dikirim ke rumah sakit jiwa, dijadikan kelinci percobaan, dijejali obat – obatan, dan diberi terapi kejut tanpa penahan sakit. Walaupun keadaanya tak jauh berbeda saat di sekolah gereja, Kathy bisa sedikit merasa lebih senang di rumah sakit. Karena di sana, ia dan teman dekatnya Liz, tidak harus bangun pagi – pagi dan bekerja keras sampai malam utnuk mengepel dan membersihkan debu debu di seluruh ruangan. Di rumah sakit jiwa itu, Kathy bisa bersantai – santai sambil mencoba hal – hal baru seperti merokok untuk membunuh rasa bosan. Suatu hari ia di panggil ke ruangan kepala rumah sakit  karena harus melakukan pemeriksaan, Kathy yang saat itu berumur 13 tahun, ternyata diberi terapi kejut dan diberi obat tidur setiap pagi, sore dan malam hari. 
    Ketika ia berkali – kali tertangkap karena melarikan diri dari rumah sakit bersama teman – temanya (Liz juga ikut tentunya), Kathy dikirim ke sebuah institusi yang memperkerjakan anak – anak dan wanita seperti budak yang juga terlibat dalam pelecehan dan praktik prostitusi terselubung. Tempat itu mirip dengan penjara wanita, hanya saja, dibalik itu semua, sebenarnya itu adalah sebuah pabrik binatu besar, tempat mencuci berpuluh – puluh pakaian setiap harinya, kiriman dari rumah sakit dan penjara – penjara di Irlandia. Di umurnya yang masih belia, 14 tahun, Kathy melahirkan bayi perempuan cantik yang diberi nama Anna. Dengan segala kesengsaraan yang ditanggungya, Kathy bersikeras ridak menyerahkan anaknya kepada pihak penjara. Bersama teman- temanya sesama “narapidana”, Kathy kecil merawat Anna denga kasih sayang, walaupun akhirnya Anna meninggal saat berumur 4 tahun.
    Ketiak akhirnya dapat bebas dari penjara itu dengan bantuan ibu dan kakaknya, Kathy terus memperjuangan keadilan dan kebebasan untuk anak – anak dan wanita di sekolah gereja, ruamah sakit dan juga pabrik binatu itu sampai sekarang_

    Kelebihan : karena cerita ini nyata, maka ini adalah sebuah cerita yang sangan menakjubkan dan juga menyentuh. Dimana seorang anak perempuan kecil yang setiap harinya selalu dihajar oleh ayah kandungnya sendiri dapat melewati segala kekejaman yang dialaminya selama lebih dari 4 tahun, sendirian.

    Kekurangan  : Di dalam buku ini, seluruh nama tokoh (kecuali si penulis (Kathy/Bernadette) dan Liz) dan institusi yang terkait tidak disebutkan secara terbuka. Karena berhubung buku ini dibuat untuk mencari simpati dari orang – orang yang membacaka akan nasib anak anak dan wanita di irlandia seharusnya seluruh informasi yang ada harus valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya_

    Referensi :
    Bacaan Lainya : 
    Doyle, Paddy. The Good Squad, Corgi, London, 2002
    Fahy, Bernadette Frredom of Angels : Surviving Goldenbridge Orphanage, O’Brein Press, 1999
    Finnegan, Frances, Do Penance or Perish : Magdalena Asylums In Ireland, Oxford Universty Press, Oxford, 2004
    Reftery, Mary, dan Eoio O’Sullivan, Suffer The Little Children : The  Inside Story of Ireland’s Industrial Schools, New Island, Dublin, 1999
    Touher, Patrick, Fear Of The Collar : My Terrifying Childood In Artane, O’Brein Press, Dublin, 2001
    Film dan Dokumenter :
    Dear Daughter, Cresendo Concnepts
    The Magdalena Sisters, Mirramax
    Sex In A Cold Climate, Testimony Films (untuk channel 4)
    Sinners, BBC
     States Of Fear, RTE
    Stolen Lives, Crecendo Concepts
    Situs Internet :
    wwwpaddydoyle.com
    Sumber Resensi : 
    Novel Don’t Ever Tell (Kisah Nyata Seorang Gadis Magadalena)